Kalurahan Bawuran

Lensa bawuran - Sebelum dilaksanakannya Muskyawarah Kalurahan tentang Stunting, diadakan rembug stunting, Selasa (21/06) di Balai Kalurahan Bawuran

Dalam sambutannya, Lurah Bawuran, Supardiono SSn mengucapkan terima kasih atas kehadiran peserta rembug stunting yang telah memberikan perhatian khusus kepada ibu hamil dan ibu nifas. Diharapkan juga dapat memantau dan memberikan himbauan kepada calon pengantin yang telah mendaftar pengantar di balai kalurahan. Lurah Bawuran mengaharapkan agar jadwal monitoring menyesuaikan agar dapat bersama-sama dengan pihak Puskesmas Pleret. Diharapkan juga usulan-usulan yang nanti disepakati agar ditindaklanjuti oleh Kamituwa.

Fahrudin, selaku perwakilan dari Panewu Pleret menyampaikan pesan bahwa monitoring harus teliti dan sebagai program dari pemerintah harus dilaksanakan sebaik-baiknya. serta dalam mengawasi anak-anak yang rentan di usia muda harus lebih diperhatikan.

Paparan materi oleh Karyza Akbar S., A.Md. Gz., kondisi gagal tumbuh kembang anak yaitu tubuh dan otak yang kurang mendapat gizi yang seharusnya, ditandai dengan pertumbuhan yang tidak sesuai dengan anak lain seusianya. Calon pengantin harus periksa gizi agar bias ditangani dengan tepat. Faktor penyebab kurang gizi beberapa hal yang mempengaruhi adalah makanan di Indonesia mahal. Layanan ANC terpadu bagi ibu hamil, Kurangnya air bersih atau sanitasi lingkungan kurang memadai

Disampaikan pula ciri ciri stunting yaitu memperlambat tumbuh kembang anak, wajahnya lebih muda, fungsi tubuh tidak seimbang. Pencegahan bukan proses pengobatan, pemenuhan nutrisi pada 1000 hari pertama kehidupan, melaksanakan pola hidup sehat

Data stunting tahun 2021 berjumlah 51 orang.

Tanggapan Bamuskal yang disampaikan oleh Drs H Sumarjono MM bahwa pendampingan harus ditingkatkan, peningkatan kapasitas kader, rumah desa sehat dirutinkan, kader mengadakan parenting kepada orangtua.

Acara dilanjutkan dengan penandatanganan Berita Acara. (AIS)